Assalamualaikum Wr.WbPuji syukur kehadirat Allah SWT atas karunianya SMP Negeri 25 Bandung dapat menyajikan informasi melalui website sekolah ini.Di era global dan pesatnya teknologi informasi, kebera...Read More
Blog Guru
SEKOLAH PINTAR (SMART SCHOOL)
SEKOLAH PINTAR ( SMART SCHOOL )
Oleh : Cecep Teja Kusuma
Disadur dari tulisan dan pendapat para ahli dan praktisi pendidikan.
Sebuah tinjauan terhadap sekolah yang menggunakan basis teknologi dalam pengelolaan sekolah dan pembelajaran di kelas.
1. Pendahuluan.
Sekolah pintar atau smart school merupakan suatu konsep sekolah yang berbasis teknologi dalam proses belajar-mengajar di kelas. Penggunaan teknologi pendidikan mencakup suatu sistem terintegrasi yang membantu komunitas pendidikan dalam menjalankan fungsinya masing-masing dengan tujuan mengembangkan potensi peserta didik. Salahsatu teknologi yang sering digunakan dalam proses belajar-mengajar adalah digunakannya teknologi berbasis Internet atau Web.
Pada dasarnya, penggunaan teknologi dalam bidang pendidikan adalah untuk membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai. Sedangkan tujuan utama teknologi dalam pembelajaran adalah :
1. Untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran;
2. Untuk meningkatkan kinerja.
Penggunaan teknologi berbasis internet atau web dalam bidang pendidikan ini membantu interaksi antara komunitas sekolah dalam hal ini masyarakat dan orang tua, siswa dan guru akan semakin mudah.
2. Beberapa manfaat sekolah pintar
Penggunaan teknologi dalam konsep sekolah pintar dapat terlihat dari beberapa hal.
Dari sisi guru, pengelolaan administrasi lebih mudah dilakukan. Misalnya, penulisan, penyusunan maupun perencanaan pembelajaran lebih mudah disusun bila dibandingkan dengan rencana pembelajaran dari guru-guru lain yang tergabung dalam komunitas pendidikan. Pengolahan nilai siswa dapat dilakukan secara online dan data tersebut disimpan di server sekolah dengan menggunakan jaringan internet.
Dari sisi sekolah, teknologi berbasis internet atau web juga dapat digunakan dalam membangun media komunikasi sekolah. Informasi dan sosialisasi program sekolah ke pihak orang tua serta masyarakat dapat dilakukan melalui website sekolah.
Dari sisi siswa, teknologi ini dapat diakses siswa secara online. Karena sifatnya online maka siswa dapat menaksesnya melalui multi platform (yang kini telah dikenal dengan adanya istilah Media Sosial). Komunikasi antar guru dan siswa juga semakin mudah dengan adanya sosial media, seperti Facebook, Line dan WhatsApp yang menghubungkan guru dengan siswa tanpa mengenal waktu dan tempat.
Dari sisi laini, manfaat penggunaan teknologi ini juga bertujuan untuk menghemat pemakaian kertas (paperless), penyampaian informasi lebih cepat dan lebih mudah didapat, ketrampilan menggunakan teknologi terasah dan kinerja sekolah dan individu lebih baik.
3. Tantangan ke depan
Beberapa tantangan yang dihadapi terhadap pembentukan konsep sekolah pintar adalah tidak jarang generasi sebelumnya menolak dengan alasan tidak paham/sulit/tidak mau belajar, belum semua sekolah difasilitasi koneksi internet atau belum terbiasa dengan sistem e-learning dan e-assessment adalah contoh tantangan dalam membangun konsep sekolah pintar ini.
Menurut Marwan & Sweeney, berhasil tidaknya integrasi teknologi pendidikan dalam kegiatan belajar-mengajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu perencanaan strategis, rasa memiliki, sumberdaya yang ada dan pengembangan profesional. Beberapa faktor yang mempengaruhi individu dalam menyikapi penggunaan teknologi yaitu keterbukaan terhadap teknologi, sikap guru, pengetahuan dan ketrampilan, dan waktu dan beban kerja guru. Jika salah satu faktor ini tidak mendukung atau tidak berjalan dengan baik maka berpotensi menghambat integrasi pembelajaran. Sebagai contoh, program ‘‘Smart School’‘ di Malaysia perlu waktu untuk diimplementasikan sehubungan dengan proses sosialisasi di kalangan birokrasi dan perencanaan strategis departemen yang bersangkutan.
Menurut Puteh dan Vicziany, kendala utama dalam aplikasi sekolah pintar di Indonesia terletak pada pembangunan dan penyediaan infrastruktur internet. Muncullah Istilah Digital divide yang merujuk pada satu istilah yang menggambarkan adanya kesenjangan penggunaan teknologi internet antara si kaya dan si miskin, antara kulit putih dan kulit hitam serta kaum mayoritas dan kaum minoritas. Istilah ini juga menciptakan jurang kelas baru – yang terjadi pada masyarakat kelas bawah, yang tidak dapat menikmati akses dan layanan internet. Di seluruh dunia, digital divide dapat dilihat di negara berkembang. Penduduk pedesaan, kelompok minoritas dan kelompok penduduk yang memiliki pendapatan rendah adalah mereka yang paling minim mendapat exposure teknologi ini.
4. Perspektif para ahli
1. Perspektif Grant
Perspektif payung Grant dapat menjelaskan konsep sekolah pintar ini dimana penggunaan software dan hardware komputer oleh pengguna pribadi membentuk kelompok individu yang melayani kepentingan masyarakat. Sekolah, sebagai salah satu institusi sosial, juga terpengaruh oleh perkembangan teknologi dan informasi. Organisasi ini kemudian yang membentuk sistem informasi dan komunikasi di masyarakat. Perspektif ini merupakan sintesis dari Rogers (1986) yang mendefinisikan teknologi komunikasi sebagai struktur organisasi dan kumpulan nilai-nilai masyarakat berbasis perangkat keras di mana individu saling mengumpulkan, memproses dan menukar informasi. Beberapa faktor yang menentukan penerapan teknologi komunikasi adalah faktor enabling, faktor limiting, faktor motivating dan faktor inhibiting.
2.Teori Computer Mediated Communication
Stephens (2007) menekankan pada pendekatan informasi dan teknologi (ICT) dalam teorinya bahwa pengiriman pesan dapat dilakukan melalui saluran komunikasi yang beragam. Pendekatan ICT ini dapat digunakan dalam bentuk yang berbeda, seperti media tradisional maupun saluran tatap muka. Kombinasi dari penggunaan saluran yang beragam dapat meningkatkan efektivitas komunikasi dalam organisasi, termasuk sekolah. Ia juga menekankan bahwa pengulangan pesan melalui lebih dari satu saluran komunikasi – untuk beberapa tugas tertentu – menyebabkan efektivitas dan efisiensi proses komunikasi. Misalnya, pesan yang disampaikan dalam sebuah pertemuan tatap muka dan kemudian dikirimkan melalui email, atau sebaliknya, akan jauh lebih efektif dibanding pesan yang dikirimkan melalui satu medium saja. Artinya, komunikator dapat mengirimkan pesan lebih dari satu kali. Pendekatan ini juga mengklasifikasikan saluran dalam beberapa bentuk: tatap muka, media massa, media oral maupun textual.
Demikian, semoga bermanfaat.
Disadur dari :
1. Lilik Gani, Peran Teknologi Pendidikan dalam Meningkatkan Akses, Mutu dan Relevansi Pendidikan di Indonesia. Bandung. Disampaikan pada Seminar Nasional dan Kolokium Teknologi Pendidikan di Bandung (04-05 Desember 2008). http://www.tempo.co/read/news/2014/04/04/072567970
2. Marwan & Sweeney, Asia Pacific Journal of Education Volume 30, Issue 4, 2010 , page 463-476 Schaefer, Sociology, 2012. hal.168
3. Grant, A. E. & Meadows, J. H. (2010). Communication Technology Update and Fundamentals. 12th Edition. Focal Press:
4. Stephens, K. K., & Rains, S. A. (2011). Information and communication technology sequences and message repetition in interpersonal interaction. Communication Research, 38, 101–122.
BLOG Ir. Cecep Teja Kusuma LAINNYA
SEKOLAH PINTAR (SMART SCHOOL)
SEKOLAH PINTAR ( SMART SCHOOL ) Oleh : Cecep Teja Kusuma Disadur dari tulisan dan pendapat para ahli dan praktisi pendidikan. Sebuah tinjauan terhadap sekolah yang menggunakan basis teknologi dalam pengelolaan sekolah dan pembelajaran di kelas. 1. Pendahulu...
Read MoreIr. Cecep Teja Kusuma 00:30:48 28-12-2016
64 MODEL PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN
64 MODEL PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN MENURUT PAKAR PENDIDIKAN Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, kita (guru) harus ingat bahwa tidak ada ...
Read MoreIr. Cecep Teja Kusuma 11:29:15 14-12-2016