Blog Guru
FENOMENA PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DAN PEMBENTUKAN KARAKTER
FENOMENA PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
DAN PEMBENTUKAN KARAKTER
(Diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga, Surabaya)
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah cara interaksi individu dengan individu yang lain. Internet menjadi sebuah ruang digital baru yang menciptakan sebuah ruang kultural. Tidak dapat dihindari bahwa keberadaan internet meberikan banyak kemudahan kepada penggunanya. Beragam akses terhadap informasi dan hiburan dari berbagai penjuru dunia dapat dicari melalui internet. Internet menembus batas dimensi kehidupan pengguna, waktu, dan ruang, yang dapat diakses oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun.
Keberadaan internet secara tidak langsung menghasilkan sebuah generasi yang baru, yaitu generasi ne(xt). Generasi ini dipandang menjadi sebuah generasi masa depan yang diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan budaya baru media digital yang interaktif, yang berwatak menyendiri (desosialisasi), berkomunikasi secara personal, melek komputer, dibesarkan dengan videogames, dan lebih banyak waktu luang untuk mendengarkan radio dan televisi (Ibrahim, 2011: 310).
Terjadi pergeseran budaya, dari budaya media tradisional yang berubah menjadi budaya media yang digital. Salah satu media sosial yang cukup berpengaruh di Indonesia adalah Facebook. Pada tahun 2009, Koran Kompas (dalam Ibrahim, 2011: 312) menyatakan bahwa pengguna Facebook di Indonesia mencapai 11 juta orang. Keberadaan media sosial telah mengubah bagaimana akses terhadap teknologi digital berjaringan.
Media sosial merupakan salah satu bentuk dari perkembangan internet. Data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tahun 2013 (kominfo.com), mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Panji (2014), menyatakan terdapat tiga motivasi bagi anak dan remaja untuk mengakses internet yaitu untuk mencari informasi, terhubung dengan teman (lama dan baru) dan untuk hiburan. Pencarian informasi yng dilakukan sering didorong oleh tugas-tugas sekolah, sedangkan penggunaan media sosial dan konten hiburan di dorong oleh kebutuhan pribadi.
Penggunaan media sosial di kalangan remaja pada saat ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari lagi. Hampir setiap hari remaja mengakses media sosial hanya untuk sekedar mencari informasi melalui twitter, kemudian menyampaikan kegiatan yang mereka lakukan melalui facebook atau path. Hasil dari survey yang dilakukan oleh Kementrian Kominfo (Suara Merdeka, 27 Maret 2015), menunjukkan 5 media sosial terpopuler di Indonesia, yaitu Facebook dengan 65 juta pengguna, Twitter 19,5 juta pengguna, Google+ 3,4 juta pengguna, LinkedIn 1 juta pengguna, dan Path 700 juta pengguna.
CEO Twitter, Dick Costolo menyebut Indonesia sebagai salah satu pengguna daring (online) terbesar di dunia. Dia menambahkan dengan adanya Twitter membuat masyarakat Indonesia pada saat ini menyadari apa yang sedang terjadi, saling memberikan informasi yang bermanfaat. Anak muda Indonesia mampu menggunakan industry kreatifnya dan menggunakan Twitter untuk hal-hal positif. “Keuntungan Twitter adalah semakin banyak pengguna semakin banyak yang dapat mengonfirmasi rumor yang ada”, Dick Costolo (Suara Merdeka, 27 Maret 2015).
Berbeda dengan Twitter, yang mengandalkan pesan singkat 150 karakter, Path hadir dengan membawa fitur media sosial yang lain. Lebih personal, namun keberadaan Path sebagai salah satu media sosial di Indonesia cukup menarik perhatian. CEO Path sekaligus pendiri, Dave Morin (dalam Desyana, 2015:1) mengklaim bahwa Indonesia adalah pengguna path nomor pertama di Indonesia. Meski baru diluncurkan pada November 2010, jejaring sosial ini meraup banyak pengguna. Jumlah pengguna di Indonesia saat ini sudah meraup jumlah pengguna lebih dari 4 juta.
Path merupakan media sosial yang menarik karena pada mulanya path merupakan sebuah aplikasi media sosial yang sifatnya pribadi. Misalnya berbagi momen special bersama keluarga, teman, atau sahabat. Tapi ternyata di Indonesia sendiri pengguna path menjadikan sebagai aplikasi privat maupun publik. Pengguna path di Indonesia mendapat dan berbagi informasi melalui fitur repath (Tunggaldjaja, 2015:1).
Kehadiran media path di kalangan remaja menjadi suatu fenomena yang menarik. Seperti yang kita ketahui, bahwa keberadaan internet di Indonesia paling banyak di akses oleh remaja. Studi yang dilakukan oleh UNICEF dengan Kominfo, The Berkman Center for Internet and Society, dan Harvard University yang melakukan survei nasional mengenai penggunaan dan tingkah laku internet para remaja, menunjukkan bahwa setidaknya 30 juta orang remaja di Indonesia yang mengakses internet secara regular, itu berarti hampir setengahnya adalah remaja (Lukman, 2014).
Kehadiran media sosial di kalangan remaja, membuat ruang privat seseorang melebur dengan ruang publik. Terjadi pergeseran budaya di kalangan remaja, para remaja tidak segan-segan mengupload segala kegiatan pribadinya untuk disampaikan kepada teman-temannya melalui akun media sosial dalam membentuk identitas diri mereka. Penelitian ini ingin mendeskripsikan bagaimana media sosial digunakan remaja sebagai sebuah media untuk membentuk identitas diri.
BLOG Ir. Cecep Teja Kusuma,MM, LAINNYA
FENOMENA PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DAN PEMBENTUKAN KARAKTER
FENOMENA PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DAN PEMBENTUKAN KARAKTER (Diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga, Surabaya) Ditulis ulang oleh : Cecep Teja Kusuma Perkembangan teknologi i...
Read MoreIr. Cecep Teja Kusuma,MM, 03:40:02 10-06-2017